Jumat, 29 Juni 2012

SIWAK (PERSPEKTIF AL-QUR'AN)


KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah member kenikamtan kepada penulis dan khusus nya kepada kita semua. Karena berkah hidayah dan karunianya penulis bias menyelesaikan makalah ini, sholawat serta salam tak lupa kita panjatkan kehadirat junjungan kita semua nabi besar Muhammad SAW, yang telah memberi syafaatnya kepada kita semua
Penulis ucapkan terima kasih kepada Bapak Ibu Dosen yang telah membimbing penulis dalam penyusunan makalh ini, akan tetapi penulis juga menyadari akan banyaknya kekurangan dalam penyusunan makalah ini, oleh karena itu penulis mohon saran dan kritik yang membangun dalam penyelesaian makalah ini.
Semoga makalah ini dapat menjadi khazanah keilmuan khususnya bagi penulis dan umumnya bagi para pembaca sekalian, semoga ilmu yang didapat semua bisa bermanfaat . Amin.





BAB I
Pendahuluan
1.1  Latar belakang
Penggunaan alat-alat kebersihan mulut telah dimulai semenjak berabad-abad lalu. Manusia terdahulu menggunakan alat-alat kebersihan yang bermacam-macam seiring dengan perkembangan sosial, teknologi dan budaya. Beraneka ragam peralatan sederhana dipergunakan untuk membersihkan mulut mereka dari sisa-sisa makanan, mulai dari tusuk gigi, batang kayu, ranting pohon, kain, bulu burung, tulang hewan hingga duri landak. Diantara peralatan tradisional yang mereka gunakan dalam membersihkan mulut dan gigi adalah kayu siwak atau chewing stick. Kayu ini walaupun tradisional, merupakan langkah pertama transisi/peralihan kepada sikat gigi modern dan merupakan alat pembersih mulut terbaik hingga saat ini.
Miswak (Chewing Stick) telah digunakan oleh orang Babilonia semenjak 7000 tahun yang lalu, yang mana kemudian digunakan pula di zaman kerajaan Yunani dan Romawi, oleh orang-orang Yahudi, Mesir dan masyarakat kerajaan Islam. Siwak memiliki nama-nama lain di setiap komunitas, seperti misalnya di Timur Tengah disebut dengan miswak, siwak atau arak, di Tanzania disebut miswak, dan di Pakistan dan India disebut dengan datan atau miswak. Penggunaan chewing stick (kayu kunyah) berasal dari tanaman yang berbeda-beda pada setiap negeri. Di Timur Tengah, sumber utama yang sering digunakan adalah pohon Arak (Salvadora persica), di Afrika Barat yang digunakan adalah pohon limun (Citrus aurantifolia) dan pohon jeruk (Citrus sinesis). Akar tanaman Senna (Cassiva vinea) digunakan oleh orang Amerika berkulit hitam, Laburnum Afrika (Cassia sieberianba) digunakan di Sierre Leone serta Neem (Azadirachta indica) digunakan secara meluas di benua India.
      Selain pasta gigi dan juga sikat gigi, dalam hadis dan Al-qur’an dijelaskan pula alternative lain yang dapat digunakan untuk membersihkan gigi dan juga gusi yang sebagai mana kita ketahui yaitu siwak. Dalam makalah ini akan dijelaskan secara rinci kegunaan, fungsi, dan juga kandungan kimia yang terdapat dalam kayu siwak .


1.2  Rumusan masalah
Rumusan masalah pembuatan makalah ini adalah
1.      Bagaimana deskripsi dari tumbuhan siwak itu sendiri?
2.      Bagaimana fungsi dari tumbuhan siwak itu sendiri?
3.      Bagaimana kegunaan dari batang siwak ?
4.      Apa saja kandungan yang terdapat dalam tanaman siwak itu sendiri ?

1.3  Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut
1.      Untuk mengetahui deskripsi dari tanaman siwak
2.      Untuk mengetahui fungsi dari tanaman siwak
3.      Untuk mengetahui kegunaan batang siwak
4.      Untuk mengetahui kandungan yang terdapat dalam tanaman siwak





Bab II
Pembahasan
1.    Salvadora  persica
( Siwak )
http://photos-f.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc6/199973_159797207406776_4132084_a.jpg

Klasifikasi tanaman Salvadora persica menurut Tjitrosoepomo (1998) adalah sebagai berikut :

Divisio:                        Embryophyta
       SubDivisio            :           Spermatophyta
               Class:                                    Dicotyledons
                       SubClass           :                       Eudicotiledons
                                Ordo:                                           Brassicales
                                       Family:                                             Salvadoraceae
                                              Genus:                                                 Salvadora
                                                       Spesies:                                                  Salvadora        persica

                                                                                          (Sumber : Alsirhan, 2002)



A.  Deskripsi
Siwak adalah nama untuk dahan atau akar pohon yang digunakan untuk bersiwak. Oleh karena itu semua dahan atau akar pohon apa saja boleh digunakan untuk bersiwak jika memenuhi persyaratannya, yaitu lembut, sehingga batang atau akar kayu yang keras tidak boleh digunakan untuk bersiwak karena bisa merusak gusi dan email gigi; bisa membersihkan dan berserat serta bersifat basah, sehingga akar atau batang yang tidak ada seratnya tidak bisa digunakan untuk bersiwak; seratnya tersebut tidak berjatuhan ketika digunakan untuk bersiwak sehingga bisa mengotori mulut (Alsirhan, 2002).
Siwak atau Miswak, merupakan bagian dari batang, akar atau ranting tumbuhan Salvadora persica yang kebanyakan tumbuh di daerah Timur Tengah, Asia dan Afrika. Siwak berbentuk batang yang diambil dari akar dan ranting tanaman arak (Salvadora persica) yang berdiameter mulai dari 0,1 cm sampai 5 cm. Pohon arak adalah pohon yang kecil seperti belukar dengan batang yang bercabang-cabang, berdiameter lebih dari 1 kaki. Jika kulitnya dikelupas berwarna agak keputihan dan memiliki banyak juntaian serat. Akarnya berwarna cokelat dan bagian dalamnya berwarna putih. Aromanya seperti seledri dan rasanya agak pedas (Alsirhan, 2002).
Miswak (Chewing Stick) telah digunakan oleh orang Babilonia semenjak 7000 tahun yang lalu, yang mana kemudian digunakan pula di zaman kerajaan Yunani dan Romawi, oleh orang-orang Yahudi, Mesir dan masyarakat kerajaan Islam. Siwak memiliki nama-nama lain di setiap komunitas, seperti misalnya di Timur Tengah disebut dengan miswak, siwak atau arak, di Tanzania disebut miswak, dan di Pakistan dan India disebut dengan datan atau miswak. Penggunaan chewing stick (kayu kunyah) berasal dari tanaman yang berbeda-beda pada setiap negeri. Di Timur Tengah, sumber utama yang sering digunakan adalah pohon Arak (Salvadora persica), di Afrika Barat yang digunakan adalah pohon limun (Citrus aurantifolia) dan pohon jeruk (Citrus sinesis). Akar tanaman Senna (Cassiva vinea) digunakan oleh orang Amerika berkulit hitam, Laburnum Afrika (Cassia sieberianba) digunakan di Sierre Leone serta Neem (Azadirachta indica) digunakan secara meluas di benua India(Alsirhan, 2002).
Meskipun siwak sebelumnya telah digunakan dalam berbagai macam kultur dan budaya di seluruh dunia, namun pengaruh penyebaran agama Islam dan penerapannya untuk membersihkan gigi yang paling berpengaruh. Istilah siwak sendiri pada kenyatannya telah umum dipakai selama masa kenabian Nabi Muhammad yang memulai misinya sekitar 543 M. Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda : “Seandainya tidak memberatkan ummatku niscaya akan kuperintahkan mereka untuk bersiwak setiap akan sholat (dalam riwayat lain : setiap akan berwudhu’).” Nabi memandang kesehatan dan kebersihan mulut adalah penting, sehingga beliau senantiasa menganjurkan pada isterinya untuk selalu menyiapkan siwak untuknya hingga akhir hayatnya(Alsirhan, 2002).

B.   Fungsi kegunaan Siwak
Siwak berfungsi mengikis dan membersihkan bagian dalam mulut. Kata siwak sendiri berasal dari bahasa arab ‘yudlik’ yang artinya adalah memijat (massage). Siwak lebih dari sekedar sikat gigi biasa, karena selain memiliki serat batang yang elastis dan tidak merusak gigi walaupun di bawah tekanan yang keras, siwak juga memiliki kandungan alami antimikrobial dan antidecay system (sistem antipembusuk). Batang siwak yang berdiameter kecil, memiliki kemampuan fleksibilitas yang tinggi untuk menekuk ke daerah mulut secara tepat dan dapat mengikis plak pada gigi. Siwak juga aman dan sehat bagi perkembangan gusi ( Bustomi, 2005 ).
Siwak akan menghilangkan enerji negatif dari perkataan kita, dari mulut kita. Ada 32 buah gigi didalam mulut kita, 16 memiliki energi positif dan 16 lainnya negatif, ketika kita bersiwak maka enegri negatif dibuang, seperti halnya arde dalam stop kontak atau alat elektronik, arde tersebut menyalurkan energi kedalam tanah, maka disebut dengan pentanahan ( Bustomi, 2005 ).
Fungsi siwak, tongkat untuk berjalan hampir sama dengan pentanahan yang menyalurkan energi negatif, dimana akan membersihkan racun tubuh dengan pentanahan, maka disunahkan juga untuk memakai tongkat. Para pembicara, ustad, penceramah sebaiknya menggunakan siwak sebelum berbiacra, karena menghilangakn enerji negatif dan panasnya kata-kata bagi yang mendengarkannya( Bustomi, 2005 ).
Dalam berbagai penilitian bahkan sikat gigi merupakan salah satu benda yang berbahaya bagi kesehatan karena dihuni begitu banyak bakteri. Apalagi bila diletakan dikamar mandi dan berdekatan dengan toilet karena ketika kita menyiram dengan flush maka bertebaran ribuan bakteri tersebut yang hinggap ditempat yang lenmbab antara sikat gigi. Maka memakai sikat gigi harus sering diganti minimal setiap 3 bulan sekali sementara siwak memilki sifat anti bakteri ( Rayhan,2007).
Siwak bukan hanya bermanfaat secara spiritual, tetapi juga berguna untuk menjaga kesehatan. Para ilmuwan Amerika baru-baru ini menemukan efek menakjubkan siwak terhadap mulut: dalam satu kali penggunaan, siwak membunuh 80% bakteri. Siwak mencegah caries (gigi berlubang), menguatkan gusi, dan efeknya bertahan hingga hampir 48 jam. Tunisia dan negara-negara lainnya sudah mulai memproduksi pasta gigi berbahan dasar siwak ( Rayhan,2007).
Penelitian ilmiah modern mengukuhkan, bahwa siwak mengandung zat yang melawan pembusukan, zat pembersih yang membantu membunuh kuman, memutihkan gigi, melindungi gigi dari kerapuhan, bekerja membantu merekatkan luka gusi dan pertumbuhannya secara sehat, dan melindungi mulut serta gigi dari berbagai penyakit. Sebagaimana telah terbukti bahwa siwak memiliki manfaat mencegah kanker.” ( Rayhan,2007).
Selain efek-efek higienis, siwak juga menstimulasi BAS (Biologically Active Spots = Titik Aktif Biologis) yang terletak di antara gigi dan gusi. Titik-titik ini mengatur enam organ (telinga, mata, hidung, lidah, dan oesophagus (saluran makanan dari mulut ke perut), tiga pasang cells (wedge shaped, rahang atas, ethmoid), sinus, sendi temporal rahang bawah, dan 28 saraf tulang belakang yang mengatur fungsi-fungsi secara praktis semua organ, otot, dans endi pada ekstremitas atas dan bawah ( Rayhan,2007).
Titik-titik yang sama mengatur fungsi sejumlah organ seperti empedu dan kantong empedu, liver, ginjal, perut, pancreas, limpa, paru-paru, jantung, usus besar dan usus kecil( Rayhan,2007).
Terpijitnya BAS pada mulut oleh siwak akan meredakan rasa sakit dan menurunkan ketegangan otot-otot neurorefleks yang disebabkan oleh osteochondros (sejenis penyakit tulang). Penggunaan siwak secara teratur, selain mencegah penyakit, ia juga mengatur perkembangan 70 BAS dan membantu pikiran kita agar jernih. Dengan demikian, sebatang siwak yang digunakan dengan penuh keimanan dapat menggantikan peran dokter spesialis ( Rayhan,2007).
Nabi Muhammad SAW, selalu memakai siwak ketika hendak berwudhu, sholat, membaca Al-Quran dan dalam hal-hal kebaikan lainnya termasuk hendak tidur dan bangun dari tidur. Bahkan di detik-detik wafatnya Nabi Muhammad SAW, beliau mencari dan menggunakan Siwak. ( Rayhan,2007).
Siwak memiliki beberapa faedah yang sangat besar, diantaranya yang paling besar adalah yang telah dianjurkan oleh hadits ( Mustofa,1995).
“Siwak itu pembersih mulut dan diridhai Allah.” (HR. Ahmad)
“Keutamaan shalat dengan memakai siwak itu, sebanding dengan 70 kali shalat dengan tidak memakai siwak.”(HR. Ahmad)
"Barang siapa melakukan Sunnahku 'inda fasaada ummattii' akan mendapatkan manfaat seperti  70 syahid, atau 100 syahid".

DOA MEMAKAI SIWAK
Allahumma thohir qolbi minal syirik wa nifak
“Yaa Allah jagalah kalbuku dari sifat sirik dan munafik”
Sebuah majalah Jerman memuat tulisan ilmuwan yang bernama Rudat, direktur Institut Perkumanan Universitas Rostock. Dalam tulisannya itu ia berkata, “Setelah saya membaca tentang siwak yang biasa digunakan Bangsa Arab sebagai sikat gigi, sejak saat itu pula saya mulai melakukan pengkajian.
Penelitian ilmiah modern mengukuhkan, bahwa siwak mengandung zat yang melawan pembusukan, zat pembersih yang membantu membunuh kuman, memutihkan gigi, melindungi gigi dari kerapuhan, bekerja membantu merekatkan luka gusi dan pertumbuhannya secara sehat, dan melindungi mulut serta gigi dari berbagai penyakit. Sebagaimana telah terbukti bahwa siwak memiliki manfaat mencegah kanker.”
Dalam penemuan ini terdapat dua mukjizat bagi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Mukjizat pertama, yaitu manfaat-manfaat yang tampak pada siwak. Dengan ini, berarti Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah orang pertama yang memerintahkan melindungi mulut dari berbagai macam penyakit. Mukjizat kedua, yaitu bagaimana Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bisa mengetahui dari sekian juta jenis pohon-pohonan, bahwa pohon siwak (saludora persica) mengandung banyak manfaat bagi manusia?
Inilah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam yang menganjurkan kita untuk bersiwak,
“Siwak adalah pembersih mulut dan sebab ridhanya Rabb”. (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)
Selain efek-efek higienis, siwak juga menstimulasi BAS (Biologically Active Spots = Titik Aktif Biologis) yang terletak di antara gigi dan gusi. Titik-titik ini mengatur enam organ (telinga, mata, hidung, lidah, dan oesophagus (saluran makanan dari mulut ke perut), tiga pasang cells (wedge shaped, rahang atas, ethmoid), sinus, sendi temporal rahang bawah, dan 28 saraf tulang belakang yang mengatur fungsi-fungsi secara praktis semua organ, otot, dans endi pada ekstremitas atas dan bawah( Rayhan,2007).
Titik-titik yang sama mengatur fungsi sejumlah organ seperti empedu dan kantong empedu, liver, ginjal, perut, pancreas, limpa, paru-paru, jantung, usus besar dan usus kecil( Rayhan,2007).
Terpijitnya BAS pada mulut oleh siwak akan meredakan rasa sakit dan menurunkan ketegangan otot-otot neurorefleks yang disebabkan oleh osteochondros (sejenis penyakit tulang). Penggunaan siwak secara teratur, selain mencegah penyakit, ia juga mengatur perkembangan 70 BAS dan membantu pikiran kita agar jernih. Dengan demikian, sebatang siwak yang digunakan dengan penuh keimanan dapat menggantikan peran dokter spesialis ( Rayhan,2007).
Siwak berbentuk batang, diambil dari akar dan ranting segar tanaman arak (Salvadora persica) yang berdiameter mulai dari 0,1 cm sampai 5 cm. Pohon Arak adalah pohon yang kecil, seperti belukar dengan batang yang bercabang-cabang, diameternya lebih dari 1 kaki, jika kulitnya dikelupas warnanya agak keputihan dan memiliki banyak juntaian serat. Akarnya berwarna coklat dan bagian dalamnya berwarna putih, aromanya seperti seledri dan rasanya agak sedikit pedas.
Siwak berfungsi mengikis dan membersihkan bagian dalam mulut. Kata siwak diambil dari kata arab ‘yudlik’ yang artinya adalah ‘memijat’ (yakni memijat bagian dalam mulut). Jadi siwak lebih dari hanya sekedar sikat gigi biasa. Selain itu, batang siwak memiliki serat batang yang elastis dan tidak merusak gigi walau dibawah tekanan yang keras, bahkan batang siwak yang berdiameter kecil, memiliki kemampuan fleksibilitas yang tinggi untuk menekuk ke daerah mulut secara pas untuk mengeluarkan sisa-sisa makanan dari sela-sela gigi dan menghilangkan plaque. Siwak juga aman dan sehat bagi perkembangan gusi. Perlu diketahui, bahwa sisa-sisa makanan yang ada pada sela-sela gigi, menjadikan lingkungan mulut sangat baik untuk aktivitas pembusukan yang dilakukan oleh berjuta-juta bakteri yang dapat menyebabkan gigi berlubang, gusi berdarah dan munculnya kista. Selain itu, bakteri juga menghasilkan enzim perusak yang ‘memakan’ kalsium gigi sehingga
menyebabkan gigi menjadi keropos dan berlubang. Bahkan, pada beberapa keadaan bakteri juga menghasilkan gas sisa aktivitas pembusukan yang menyebabkan bau mulut menjadi tak sedap.
Penelitian terbaru terhadap kayu siwak menunjukkan bahwa siwak mengandung mineral-mineral alami yang dapat membunuh bakteri, menghilangkan plaque, mencegah gigi berlubang serta memelihara gusi ( Rayhan,2007).


C.   Kandungan Kimia Batang Kayu Siwak
Al-Lafi dan Ababneh (1995) melakukan penelitian terhadap kayu siwak dan melaporkan bahwa siwak mengandung mineral-mineral alami yang dapat membunuh dan menghambat pertumbuhan bakteri, mengikis plaque, mencegah gigi berlubang serta memelihara gusi. Siwak memiliki kandungan kimiawi yang bermanfaat, meliputi :
Antibacterial Acids, seperti astringents, abrasive dan detergent yang berfungsi untuk membunuh bakteri, mencegah infeksi, menghentikan pendarahan pada gusi. Penggunaan kayu siwak yang segar pertama kali, akan terasa agak pedas dan sedikit membakar, karena terdapat kandungan serupa mustard yang merupakan substansi antibacterial acid tersebut (Al-Lafi dan Ababneh,1995).
Kandungan kimiawi seperti Klorida, Pottasium, Sodium Bicarbonate, Fluorida, Silika, Sulfur, Vitamin C, Trimetilamin, Salvadorin, Tannin dan beberapa mineral lainnya yang berfungsi untuk membersihkan gigi, memutihkan dan menyehatkan gigi dan gusi. Bahan-bahan ini sering diekstrak sebagai bahan penyusun pasta gigi(Al-Lafi dan Ababneh,1995).
Minyak aroma alami yang memiliki rasa dan bau yang segar, yang dapat menyegarkan mulut dan menghilangkan bau tidak sedap(Al-Lafi dan Ababneh,1995).
Enzim yang mencegah pembentukan plak yang merupakan penyebab radang gusi dan penyebab utama tanggalnya gigi secara prematur(Al-Lafi dan Ababneh,1995).
Anti Decay Agent (Zat anti pembusukan) dan Antigermal System, yang bertindak seperti Penicilin menurunkan jumlah bakteri di mulut dan mencegah terjadinya proses pembusukan. Siwak juga turut merangsang produksi saliva, dimana saliva sendiri merupakan organik mulut yang melindungi dan membersihkan mulut(Al-Lafi dan Ababneh,1995).
Siwak memiliki kandungan kimiawi yang bermanfaat, seperti ( Syukri,1995).:
- Antibacterial acids, seperti astringents, abrasive dan detergents yang
berfungsi untuk membunuh bakteri, mencegah infeksi dan menghentikan
pendarahan pada gusi. Pada penggunaan siwak pertama kali, mungkin
terasa pedas dan sedikit membakar, karena terdapat kandungan serupa
mustard di dalamnya yang merupakan substansi antibacterial acids
tersebut.
- Kandungan kimia seperti Klorida, Pottasium, Sodium Bicarbonate, Fluoride,
Silika, Sulfur, Vitamin C, Trimethyl amine, Salvadorine, Tannins dan
beberapa mineral lainnya yang berfungsi untuk membersihkan gigi,
memutihkan dan menyehatkan gigi dan gusi. Bahan-bahan ini sering
diekstrak sebagai bahan penyusun pasta gigi.
- Minyak aroma alami yang memiliki rasa dan bau yang segar, menjadikan
mulut menjadi harum dan menghilangkan bau tak sedap.
- Enzim yang mencegah pembentukan plaque yang menyebabkan radang
gusi. Plaque juga merupakan penyebab utama tanggalnya gigi secara
premature.
- Anti decay agent (Zat anti pembusukan), yang menurunkan jumlah bakteri di
mulut dan mencegah proses pembusukan. Selain itu siwak juga turut
merangsang produksi saliva (air liur) lebih, dimana saliva merupakan
organik mulut yang melindungi dan membersihkan mulut.
Sebuah penelitian terbaru tentang ‘Periodontal Treatment’ (Perawatan
gigi secara periodik/berkala) dengan mengambil sample terhadap 480
orang dewasa berusia 35-65 tahun di kota Makkah dan Jeddah oleh para
ilmuwan dari King Abdul Aziz University, Jeddah, menunjukkan bahwa
Periodontal treatement untuk masyarakat Makkah dan Jeddah adalah lebih
rendah daripada studi yang dilakukan terhadap negara-negara lain, hal ini
mengindikasikan bahwa penggunaan siwak berhubungan sangat erat
terhadap rendahnya kebutuhan masyarakat Makkah dan Jeddah terhadap
‘Periodontal     Treatment’.
Penelitian lain dengan menjadikan bubuk siwak sebagai bahan tambahan
pada pasta gigi dibandingkan dengan penggunaan pasta gigi tanpa
campuran bubuk siwak menunjukkan bahwa prosentase hasil terbaik bagi
kebersihan gigi secara sempurna adalah pasta gigi dengan butiran-butiran
bubuk siwak, karena butiran-butioran tersebut mampu menjangkau selasela
gigi secara sempurna dan mengeluarkan sisa-sisa makanan yang
masih bersarang pada sela-sela gigi. Sehingga banyak perusahaanperusahaan
di dunia menyertakan bubuk siwak ke dalam produk pasta gigi
mereka. WHO pun turut menjadikan siwak termasuk komoditas kesehatan
yang perlu dipelihara dan dibudidayakan. (Al-Lafi dan Ababneh,1995).



D.  Waktu-Waktu Disunnahkannya Bersiwak Dalam Hadis
Bersiwak disunnahkan disetiap saat, bahkan ketika berpuasa disepanjang harinya, dan menjadi sunnah muakadah pada waktu akan beribadah. Adapun waktu-waktu yang disunnahkan secara muakkad untuk bersiwak diantaranya (Al-Lafi dan Ababneh,1995).
1)      Setiap   akan     Berwudhu.
“Kalau bukan karena akan memberatkan umatku maka akan kuperintahkan mereka untuk bersiwak setiap akan wudlu”. (HR. Bukhori dan Muslim)
2)      Setiap   akan melakukan          shalat.
“Kalau bukan karena akan memberatkan umatku maka akan kuperintahkan mereka untuk bersiwak setiap akan sholat”. (HR. Bukhori dan Muslim)
3)      Setiap   Bangun            Tidur.
“Adalah Rosululloh jika bangun dari malam dia mencuci dan menggosok mulutnya dengan  siwak”.            (HR.    Bukhori)
Termasuk tanda kecintaan Nabi Shallallahu ‘aihi wa sallam kepada kebersihan dan ketidak sukaannya terhadap bau tidak enak, tatkala bangun dari tidur malam yang panjang, yang mana saat itu di mungkinkan bau mulut sudah berubah, maka beliau menggosok giginya dengan siwak untuk menghilangkan bau tidak sedap, dan untuk menambah semangat setelah bangun tidur, karena termasuk kelebihan siwak adalah menambah daya ingat dan semangat.
4)      Setiap   akan     Masuk  Rumah.
Telah meriwayatkan Syuraih bin Hani, beliau berkata: ”Aku bertanya kepada ‘Aisyah: “Apa yang dilakukan pertama kali oleh Rosululloh jika dia memasuki rumahnya?” Beliau menjawab :”Bersiwak”. (HR. Muslim)
5)      Ketika hendak membaca        Al-Qur’an.
Dari Ali ra. berkata : “Rasulullah memerintahkan kami bersiwak. Sesungguhnya seorang hamba apabila berdiri sholat malaikat mendatanginya kemudian berdiri dibelakangnya mendengar bacaan Al Qur’an dan ia mendekat. Maka ia terus mendengar dan mendekat sampai ia meletakkan mulutnya diatas mulut hamba itu, sehingga tidaklah dia membaca satu ayatpun kecuali berada dirongganya malaikat” (HR. Baihaqy)
Betapa pentingnya siwak bagi Rasulullah saw. Sehingga, seolah-olah diwajibkan secara syara`. Hal ini diapresiasi beliau saw dalam hadis dengan sabdanya,
فَرَضْتُ عَلَيْهِمْ الْوُضُوْءَ
لَوْلاَ أَنْ أَشُقَّ عَلَى أُمَّتِي لَفَرَضْتُ عَلَيُهِمْ السِّوَاكَ عِنْدَ كُلِّ صَلَاةٍ كَمَا
"Kalau saja tidak memberatkan umatku. Akan aku wajibkan atas mereka bersiwak setiap akan shalat. Sebagimana aku wajibkan atas mereka berwudlu [sebelum shalat]” (Hr.Ahmad).
Sedangkan, Imam Ahmad mencatat dalam Musnad-nya, Juz I, halaman 10, hadis nomor 7. Dalam Jam'us Shaghir, hadis nomor 6009, Juz XIII, halaman 631. Pada Shahih Targhib wa Tarhib, hadis nomor 209, Juz I, halaman 50.

Kunci Kalimat (Miftāhul Kalām)

                                   
السِّـوَاكُ مَطْـهَرَةٌ لِلْـفَمِ مَرْضَاةٌ لِلرَّبِّ
“Siwak itu menyehatkan mulut dan merupakan kesukaan [Allah] Mahapencipta”





 
Bab III
Penutup
3.1 Kesimpulan
Siwak atau Miswak, merupakan bagian dari batang, akar atau ranting tumbuhan Salvadora persica yang kebanyakan tumbuh di daerah Timur Tengah, Asia dan Afrika. Siwak berbentuk batang yang diambil dari akar dan ranting tanaman arak (Salvadora persica) yang berdiameter mulai dari 0,1 cm sampai 5 cm. Pohon arak adalah pohon yang kecil seperti belukar dengan batang yang bercabang-cabang, berdiameter lebih dari 1 kaki. Jika kulitnya dikelupas berwarna agak keputihan dan memiliki banyak juntaian serat. Akarnya berwarna cokelat dan bagian dalamnya berwarna putih. Aromanya seperti seledri dan rasanya agak pedas
Siwak berfungsi mengikis dan membersihkan bagian dalam mulut. Kata siwak sendiri berasal dari bahasa arab ‘yudlik’ yang artinya adalah memijat (massage). Siwak lebih dari sekedar sikat gigi biasa, karena selain memiliki serat batang yang elastis dan tidak merusak gigi walaupun di bawah tekanan yang keras, siwak juga memiliki kandungan alami antimikrobial dan antidecay system (sistem antipembusuk). Batang siwak yang berdiameter kecil, memiliki kemampuan fleksibilitas yang tinggi untuk menekuk ke daerah mulut secara tepat dan dapat mengikis plak pada gigi. Siwak juga aman dan sehat bagi perkembangan gusi
Penelitian ilmiah modern mengukuhkan, bahwa siwak mengandung zat yang melawan pembusukan, zat pembersih yang membantu membunuh kuman, memutihkan gigi, melindungi gigi dari kerapuhan, bekerja membantu merekatkan luka gusi dan pertumbuhannya secara sehat, dan melindungi mulut serta gigi dari berbagai penyakit. Sebagaimana telah terbukti bahwa siwak memiliki manfaat mencegah kanker.”






Daftar Pustaka

Al-lafi dan Ababneh.1995. Tanaman Herba. Jakarta : Erlangga
Al- Sirhan .M. 2002. Tanaman dalam Al-Qur’an .Jakarta : Erlangga
Bustomi. M.R. 2005. http//.www.blogspot.com. diakses pada tanggal 6 juni 2012
Mustofa.Almaki.1995. kumpulan hadist-hadist sokhih.Kudus: Percetakan Purnama
Rayhan.M.S.2007. Tumbuhan Siwak dalam Al-qur’an. Surabaya: pustaka


2 komentar:

Unknown mengatakan...

siph,

tugas biologi satu udah kelar

al-canon mengatakan...

ini klo mau hubungin penulis artikelnya kemana?
urgent nih
kontak ane ya 085758320771

Posting Komentar