KATA PENGANTAR
Puji dan syukur
penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah member kenikamtan kepada
penulis dan khusus nya kepada kita semua. Karena berkah hidayah dan karunianya penulis
bias menyelesaikan makalah ini, sholawat serta salam tak lupa kita panjatkan
kehadirat junjungan kita semua nabi besar Muhammad SAW, yang telah memberi
syafaatnya kepada kita semua
Penulis ucapkan
terima kasih kepada Bapak Ibu Dosen yang telah membimbing penulis dalam
penyusunan makalh ini, akan tetapi penulis juga menyadari akan banyaknya
kekurangan dalam penyusunan makalah ini, oleh karena itu penulis mohon saran
dan kritik yang membangun dalam penyelesaian makalah ini.
Semoga makalah ini
dapat menjadi khazanah keilmuan khususnya bagi penulis dan umumnya bagi para
pembaca sekalian, semoga ilmu yang didapat semua bisa bermanfaat . Amin.
BAB I
Pendahuluan
1.1
Latar belakang
Penggunaan alat-alat
kebersihan mulut telah dimulai semenjak berabad-abad lalu. Manusia terdahulu
menggunakan alat-alat kebersihan yang bermacam-macam seiring dengan
perkembangan sosial, teknologi dan budaya. Beraneka ragam peralatan sederhana
dipergunakan untuk membersihkan mulut mereka dari sisa-sisa makanan, mulai dari
tusuk gigi, batang kayu, ranting pohon, kain, bulu burung, tulang hewan hingga
duri landak. Diantara peralatan tradisional yang mereka gunakan dalam membersihkan
mulut dan gigi adalah kayu siwak atau chewing stick. Kayu ini walaupun
tradisional, merupakan langkah pertama transisi/peralihan kepada sikat gigi
modern dan merupakan alat pembersih mulut terbaik hingga saat ini.
Miswak (Chewing
Stick) telah digunakan oleh orang Babilonia semenjak 7000 tahun yang lalu, yang
mana kemudian digunakan pula di zaman kerajaan Yunani dan Romawi, oleh
orang-orang Yahudi, Mesir dan masyarakat kerajaan Islam. Siwak memiliki
nama-nama lain di setiap komunitas, seperti misalnya di Timur Tengah disebut
dengan miswak, siwak atau arak, di Tanzania disebut miswak,
dan di Pakistan dan India disebut
dengan datan atau miswak. Penggunaan chewing
stick (kayu kunyah) berasal dari tanaman yang berbeda-beda pada setiap
negeri. Di Timur Tengah, sumber utama yang sering digunakan adalah pohon
Arak (Salvadora persica), di Afrika Barat yang digunakan adalah pohon limun
(Citrus aurantifolia) dan pohon jeruk (Citrus sinesis). Akar tanaman Senna
(Cassiva vinea) digunakan oleh orang Amerika berkulit hitam, Laburnum Afrika
(Cassia sieberianba) digunakan di Sierre Leone serta Neem (Azadirachta indica)
digunakan secara meluas di benua India.
Selain pasta gigi dan
juga sikat gigi, dalam hadis dan Al-qur’an dijelaskan pula alternative lain
yang dapat digunakan untuk membersihkan gigi dan juga gusi yang sebagai mana
kita ketahui yaitu siwak. Dalam makalah ini akan dijelaskan secara rinci
kegunaan, fungsi, dan juga kandungan kimia yang terdapat dalam kayu siwak .
1.2
Rumusan masalah
Rumusan masalah pembuatan
makalah ini adalah
1.
Bagaimana deskripsi dari tumbuhan siwak itu sendiri?
2.
Bagaimana fungsi dari tumbuhan siwak itu sendiri?
3.
Bagaimana kegunaan dari batang siwak ?
4.
Apa saja kandungan yang terdapat dalam tanaman siwak itu sendiri ?
1.3
Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut
1.
Untuk mengetahui deskripsi dari tanaman siwak
2.
Untuk mengetahui fungsi dari tanaman siwak
3.
Untuk mengetahui kegunaan batang siwak
4.
Untuk mengetahui kandungan yang terdapat dalam tanaman siwak
Bab II
Pembahasan
1. Salvadora persica
( Siwak )
Klasifikasi tanaman
Salvadora persica menurut Tjitrosoepomo (1998) adalah sebagai berikut :
Divisio: Embryophyta
SubDivisio : Spermatophyta
Class: Dicotyledons
SubClass : Eudicotiledons
Ordo: Brassicales
Family: Salvadoraceae
Genus: Salvadora
Spesies: Salvadora persica
(Sumber : Alsirhan, 2002)
Divisio: Embryophyta
SubDivisio : Spermatophyta
Class: Dicotyledons
SubClass : Eudicotiledons
Ordo: Brassicales
Family: Salvadoraceae
Genus: Salvadora
Spesies: Salvadora persica
(Sumber : Alsirhan, 2002)
A. Deskripsi
Siwak adalah nama untuk dahan atau akar pohon yang digunakan untuk
bersiwak. Oleh karena itu semua dahan atau akar pohon apa saja boleh digunakan
untuk bersiwak jika memenuhi persyaratannya, yaitu lembut, sehingga batang atau
akar kayu yang keras tidak boleh digunakan untuk bersiwak karena bisa
merusak gusi dan email gigi;
bisa membersihkan dan berserat serta bersifat basah, sehingga akar atau batang
yang tidak ada seratnya tidak bisa digunakan untuk bersiwak; seratnya tersebut
tidak berjatuhan ketika digunakan untuk bersiwak sehingga bisa mengotori mulut
(Alsirhan, 2002).
Siwak atau Miswak, merupakan bagian dari batang, akar atau ranting
tumbuhan Salvadora persica yang kebanyakan tumbuh di daerah Timur
Tengah, Asia dan Afrika. Siwak berbentuk batang yang diambil dari akar dan
ranting tanaman arak (Salvadora persica) yang berdiameter mulai dari 0,1 cm
sampai 5 cm. Pohon arak adalah pohon yang kecil seperti belukar dengan batang
yang bercabang-cabang, berdiameter lebih dari 1 kaki. Jika kulitnya dikelupas
berwarna agak keputihan dan memiliki banyak juntaian serat. Akarnya berwarna
cokelat dan bagian dalamnya berwarna putih. Aromanya seperti seledri dan
rasanya agak pedas (Alsirhan, 2002).
Miswak (Chewing Stick) telah digunakan oleh orang Babilonia
semenjak 7000 tahun yang lalu, yang mana kemudian digunakan pula di zaman
kerajaan Yunani dan Romawi, oleh orang-orang Yahudi, Mesir dan masyarakat
kerajaan Islam. Siwak memiliki nama-nama lain di setiap komunitas, seperti
misalnya di Timur Tengah disebut dengan miswak, siwak atau arak,
di Tanzania disebut miswak, dan di Pakistan dan India disebut
dengan datan atau miswak. Penggunaan chewing
stick (kayu kunyah) berasal dari tanaman yang berbeda-beda pada setiap
negeri. Di Timur Tengah, sumber utama yang sering digunakan adalah pohon
Arak (Salvadora persica), di Afrika Barat yang digunakan adalah pohon limun
(Citrus aurantifolia) dan pohon jeruk (Citrus sinesis). Akar tanaman Senna
(Cassiva vinea) digunakan oleh orang Amerika berkulit hitam, Laburnum Afrika
(Cassia sieberianba) digunakan di Sierre Leone serta Neem (Azadirachta indica)
digunakan secara meluas di benua India(Alsirhan, 2002).
Meskipun siwak sebelumnya telah digunakan dalam berbagai macam
kultur dan budaya di seluruh dunia, namun pengaruh penyebaran agama Islam dan
penerapannya untuk membersihkan gigi yang paling berpengaruh. Istilah siwak
sendiri pada kenyatannya telah umum dipakai selama masa kenabian Nabi Muhammad
yang memulai misinya sekitar 543 M. Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa
Sallam bersabda : “Seandainya tidak memberatkan ummatku niscaya akan
kuperintahkan mereka untuk bersiwak setiap akan sholat (dalam riwayat lain :
setiap akan berwudhu’).” Nabi memandang kesehatan dan kebersihan mulut adalah
penting, sehingga beliau senantiasa menganjurkan pada isterinya untuk selalu
menyiapkan siwak untuknya hingga akhir hayatnya(Alsirhan, 2002).
B. Fungsi kegunaan Siwak
Siwak berfungsi
mengikis dan membersihkan bagian dalam mulut. Kata siwak sendiri berasal dari
bahasa arab ‘yudlik’ yang artinya adalah memijat
(massage). Siwak lebih dari sekedar sikat gigi biasa, karena selain memiliki
serat batang yang elastis dan tidak merusak gigi walaupun di bawah tekanan yang
keras, siwak juga memiliki kandungan alami antimikrobial dan antidecay
system (sistem antipembusuk). Batang siwak yang berdiameter kecil,
memiliki kemampuan fleksibilitas yang tinggi untuk menekuk ke daerah mulut
secara tepat dan dapat mengikis plak pada gigi. Siwak juga aman dan sehat bagi
perkembangan gusi ( Bustomi, 2005 ).
Siwak akan
menghilangkan enerji negatif dari perkataan kita, dari mulut kita. Ada 32 buah
gigi didalam mulut kita, 16 memiliki energi positif dan 16 lainnya negatif,
ketika kita bersiwak maka enegri negatif dibuang, seperti halnya arde dalam
stop kontak atau alat elektronik, arde tersebut menyalurkan energi kedalam
tanah, maka disebut dengan pentanahan ( Bustomi, 2005 ).
Fungsi siwak, tongkat
untuk berjalan hampir sama dengan pentanahan yang menyalurkan energi negatif,
dimana akan membersihkan racun tubuh dengan pentanahan, maka disunahkan juga
untuk memakai tongkat. Para pembicara, ustad, penceramah sebaiknya menggunakan
siwak sebelum berbiacra, karena menghilangakn enerji negatif dan panasnya kata-kata
bagi yang mendengarkannya( Bustomi, 2005 ).
Dalam berbagai
penilitian bahkan sikat gigi merupakan salah satu benda yang berbahaya bagi
kesehatan karena dihuni begitu banyak bakteri. Apalagi bila diletakan dikamar
mandi dan berdekatan dengan toilet karena ketika kita menyiram dengan flush
maka bertebaran ribuan bakteri tersebut yang hinggap ditempat yang lenmbab
antara sikat gigi. Maka memakai sikat gigi harus sering diganti minimal setiap
3 bulan sekali sementara siwak memilki sifat anti bakteri ( Rayhan,2007).
Siwak bukan hanya
bermanfaat secara spiritual, tetapi juga berguna untuk menjaga kesehatan. Para
ilmuwan Amerika baru-baru ini menemukan efek menakjubkan siwak terhadap mulut:
dalam satu kali penggunaan, siwak membunuh 80% bakteri. Siwak mencegah caries
(gigi berlubang), menguatkan gusi, dan efeknya bertahan hingga hampir 48 jam.
Tunisia dan negara-negara lainnya sudah mulai memproduksi pasta gigi berbahan
dasar siwak ( Rayhan,2007).
Penelitian ilmiah
modern mengukuhkan, bahwa siwak mengandung zat yang melawan pembusukan, zat
pembersih yang membantu membunuh kuman, memutihkan gigi, melindungi gigi dari
kerapuhan, bekerja membantu merekatkan luka gusi dan pertumbuhannya secara
sehat, dan melindungi mulut serta gigi dari berbagai penyakit. Sebagaimana
telah terbukti bahwa siwak memiliki manfaat mencegah kanker.” ( Rayhan,2007).
Selain efek-efek
higienis, siwak juga menstimulasi BAS (Biologically Active Spots = Titik Aktif
Biologis) yang terletak di antara gigi dan gusi. Titik-titik ini mengatur enam
organ (telinga, mata, hidung, lidah, dan oesophagus (saluran makanan dari mulut
ke perut), tiga pasang cells (wedge shaped, rahang atas, ethmoid), sinus, sendi
temporal rahang bawah, dan 28 saraf tulang belakang yang mengatur fungsi-fungsi
secara praktis semua organ, otot, dans endi pada ekstremitas atas dan bawah (
Rayhan,2007).
Titik-titik yang sama
mengatur fungsi sejumlah organ seperti empedu dan kantong empedu, liver,
ginjal, perut, pancreas, limpa, paru-paru, jantung, usus besar dan usus kecil(
Rayhan,2007).
Terpijitnya BAS pada
mulut oleh siwak akan meredakan rasa sakit dan menurunkan ketegangan otot-otot
neurorefleks yang disebabkan oleh osteochondros (sejenis penyakit tulang).
Penggunaan siwak secara teratur, selain mencegah penyakit, ia juga mengatur
perkembangan 70 BAS dan membantu pikiran kita agar jernih. Dengan demikian,
sebatang siwak yang digunakan dengan penuh keimanan dapat menggantikan peran dokter
spesialis ( Rayhan,2007).
Nabi Muhammad SAW,
selalu memakai siwak ketika hendak berwudhu, sholat, membaca Al-Quran dan dalam
hal-hal kebaikan lainnya termasuk hendak tidur dan bangun dari tidur. Bahkan di
detik-detik wafatnya Nabi Muhammad SAW, beliau mencari dan menggunakan Siwak. (
Rayhan,2007).
Siwak memiliki
beberapa faedah yang sangat besar, diantaranya yang paling besar adalah yang
telah dianjurkan oleh hadits ( Mustofa,1995).
“Siwak itu pembersih mulut dan diridhai Allah.” (HR. Ahmad)
“Keutamaan shalat dengan memakai siwak itu, sebanding dengan 70
kali shalat dengan tidak memakai siwak.”(HR. Ahmad)
"Barang siapa melakukan Sunnahku 'inda fasaada ummattii' akan
mendapatkan manfaat seperti 70 syahid, atau 100 syahid".
DOA MEMAKAI SIWAK
Allahumma thohir qolbi minal syirik wa nifak
“Yaa Allah jagalah
kalbuku dari sifat sirik dan munafik”
Sebuah majalah Jerman memuat tulisan ilmuwan yang bernama Rudat,
direktur Institut Perkumanan Universitas Rostock. Dalam tulisannya itu ia
berkata, “Setelah saya membaca tentang siwak yang biasa digunakan Bangsa Arab
sebagai sikat gigi, sejak saat itu pula saya mulai melakukan pengkajian.
Penelitian ilmiah modern mengukuhkan, bahwa siwak mengandung zat
yang melawan pembusukan, zat pembersih yang membantu membunuh kuman, memutihkan
gigi, melindungi gigi dari kerapuhan, bekerja membantu merekatkan luka gusi dan
pertumbuhannya secara sehat, dan melindungi mulut serta gigi dari berbagai
penyakit. Sebagaimana telah terbukti bahwa siwak memiliki manfaat mencegah kanker.”
Dalam penemuan ini terdapat dua mukjizat bagi Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam. Mukjizat pertama, yaitu manfaat-manfaat yang
tampak pada siwak. Dengan ini, berarti Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
adalah orang pertama yang memerintahkan melindungi mulut dari berbagai macam
penyakit. Mukjizat kedua, yaitu bagaimana Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam
bisa mengetahui dari sekian juta jenis pohon-pohonan, bahwa pohon siwak
(saludora persica) mengandung banyak manfaat bagi manusia?
Inilah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam yang menganjurkan
kita untuk bersiwak,
“Siwak adalah pembersih mulut dan sebab ridhanya Rabb”. (HR.
Ahmad dan Ibnu Majah)
Selain efek-efek higienis, siwak juga menstimulasi BAS
(Biologically Active Spots = Titik Aktif Biologis) yang terletak di antara gigi
dan gusi. Titik-titik ini mengatur enam organ (telinga, mata, hidung, lidah,
dan oesophagus (saluran makanan dari mulut ke perut), tiga pasang cells (wedge
shaped, rahang atas, ethmoid), sinus, sendi temporal rahang bawah, dan 28 saraf
tulang belakang yang mengatur fungsi-fungsi secara praktis semua organ, otot,
dans endi pada ekstremitas atas dan bawah( Rayhan,2007).
Titik-titik yang sama mengatur fungsi sejumlah organ seperti
empedu dan kantong empedu, liver, ginjal, perut, pancreas, limpa, paru-paru,
jantung, usus besar dan usus kecil( Rayhan,2007).
Terpijitnya BAS pada mulut oleh siwak akan meredakan rasa sakit
dan menurunkan ketegangan otot-otot neurorefleks yang disebabkan oleh
osteochondros (sejenis penyakit tulang). Penggunaan siwak secara teratur,
selain mencegah penyakit, ia juga mengatur perkembangan 70 BAS dan membantu
pikiran kita agar jernih. Dengan demikian, sebatang siwak yang digunakan dengan
penuh keimanan dapat menggantikan peran dokter spesialis ( Rayhan,2007).
Siwak berbentuk batang, diambil dari akar dan ranting segar tanaman arak (Salvadora persica) yang berdiameter mulai dari 0,1 cm sampai 5 cm. Pohon Arak adalah pohon yang kecil, seperti belukar dengan batang yang bercabang-cabang, diameternya lebih dari 1 kaki, jika kulitnya dikelupas warnanya agak keputihan dan memiliki banyak juntaian serat. Akarnya berwarna coklat dan bagian dalamnya berwarna putih, aromanya seperti seledri dan rasanya agak sedikit pedas.
Siwak berfungsi mengikis dan membersihkan bagian dalam mulut. Kata siwak diambil dari kata arab ‘yudlik’ yang artinya adalah ‘memijat’ (yakni memijat bagian dalam mulut). Jadi siwak lebih dari hanya sekedar sikat gigi biasa. Selain itu, batang siwak memiliki serat batang yang elastis dan tidak merusak gigi walau dibawah tekanan yang keras, bahkan batang siwak yang berdiameter kecil, memiliki kemampuan fleksibilitas yang tinggi untuk menekuk ke daerah mulut secara pas untuk mengeluarkan sisa-sisa makanan dari sela-sela gigi dan menghilangkan plaque. Siwak juga aman dan sehat bagi perkembangan gusi. Perlu diketahui, bahwa sisa-sisa makanan yang ada pada sela-sela gigi, menjadikan lingkungan mulut sangat baik untuk aktivitas pembusukan yang dilakukan oleh berjuta-juta bakteri yang dapat menyebabkan gigi berlubang, gusi berdarah dan munculnya kista. Selain itu, bakteri juga menghasilkan enzim perusak yang ‘memakan’ kalsium gigi sehingga
menyebabkan gigi menjadi keropos dan berlubang. Bahkan, pada beberapa keadaan bakteri juga menghasilkan gas sisa aktivitas pembusukan yang menyebabkan bau mulut menjadi tak sedap.
Penelitian terbaru terhadap kayu siwak menunjukkan bahwa siwak mengandung mineral-mineral alami yang dapat membunuh bakteri, menghilangkan plaque, mencegah gigi berlubang serta memelihara gusi ( Rayhan,2007).
Siwak berfungsi mengikis dan membersihkan bagian dalam mulut. Kata siwak diambil dari kata arab ‘yudlik’ yang artinya adalah ‘memijat’ (yakni memijat bagian dalam mulut). Jadi siwak lebih dari hanya sekedar sikat gigi biasa. Selain itu, batang siwak memiliki serat batang yang elastis dan tidak merusak gigi walau dibawah tekanan yang keras, bahkan batang siwak yang berdiameter kecil, memiliki kemampuan fleksibilitas yang tinggi untuk menekuk ke daerah mulut secara pas untuk mengeluarkan sisa-sisa makanan dari sela-sela gigi dan menghilangkan plaque. Siwak juga aman dan sehat bagi perkembangan gusi. Perlu diketahui, bahwa sisa-sisa makanan yang ada pada sela-sela gigi, menjadikan lingkungan mulut sangat baik untuk aktivitas pembusukan yang dilakukan oleh berjuta-juta bakteri yang dapat menyebabkan gigi berlubang, gusi berdarah dan munculnya kista. Selain itu, bakteri juga menghasilkan enzim perusak yang ‘memakan’ kalsium gigi sehingga
menyebabkan gigi menjadi keropos dan berlubang. Bahkan, pada beberapa keadaan bakteri juga menghasilkan gas sisa aktivitas pembusukan yang menyebabkan bau mulut menjadi tak sedap.
Penelitian terbaru terhadap kayu siwak menunjukkan bahwa siwak mengandung mineral-mineral alami yang dapat membunuh bakteri, menghilangkan plaque, mencegah gigi berlubang serta memelihara gusi ( Rayhan,2007).
C. Kandungan Kimia Batang Kayu Siwak
Al-Lafi dan Ababneh (1995) melakukan penelitian terhadap kayu
siwak dan melaporkan bahwa siwak mengandung mineral-mineral alami yang dapat
membunuh dan menghambat pertumbuhan bakteri, mengikis plaque, mencegah
gigi berlubang serta memelihara gusi. Siwak memiliki kandungan kimiawi yang
bermanfaat, meliputi :
Antibacterial Acids, seperti astringents, abrasive dan detergent
yang berfungsi untuk membunuh bakteri, mencegah infeksi, menghentikan
pendarahan pada gusi. Penggunaan kayu siwak yang segar pertama kali, akan
terasa agak pedas dan sedikit membakar, karena terdapat kandungan
serupa mustard yang merupakan substansi antibacterial
acid tersebut (Al-Lafi dan Ababneh,1995).
Kandungan kimiawi seperti Klorida, Pottasium, Sodium Bicarbonate,
Fluorida, Silika, Sulfur, Vitamin C, Trimetilamin, Salvadorin, Tannin dan
beberapa mineral lainnya yang berfungsi untuk membersihkan gigi, memutihkan dan
menyehatkan gigi dan gusi. Bahan-bahan ini sering diekstrak sebagai bahan
penyusun pasta gigi(Al-Lafi dan Ababneh,1995).
Minyak aroma alami yang memiliki rasa dan bau yang segar, yang
dapat menyegarkan mulut dan menghilangkan bau tidak sedap(Al-Lafi dan
Ababneh,1995).
Enzim yang mencegah pembentukan plak yang merupakan penyebab
radang gusi dan penyebab utama tanggalnya gigi secara prematur(Al-Lafi dan
Ababneh,1995).
Anti Decay Agent (Zat anti pembusukan) dan Antigermal
System, yang bertindak seperti Penicilin menurunkan jumlah bakteri di mulut dan
mencegah terjadinya proses pembusukan. Siwak juga turut merangsang produksi
saliva, dimana saliva sendiri merupakan organik mulut yang melindungi dan
membersihkan mulut(Al-Lafi dan Ababneh,1995).
Siwak memiliki kandungan kimiawi yang bermanfaat, seperti (
Syukri,1995).:
- Antibacterial acids, seperti astringents, abrasive dan detergents yang
berfungsi untuk membunuh bakteri, mencegah infeksi dan menghentikan
pendarahan pada gusi. Pada penggunaan siwak pertama kali, mungkin
terasa pedas dan sedikit membakar, karena terdapat kandungan serupa
mustard di dalamnya yang merupakan substansi antibacterial acids
tersebut.
- Kandungan kimia seperti Klorida, Pottasium, Sodium Bicarbonate, Fluoride,
Silika, Sulfur, Vitamin C, Trimethyl amine, Salvadorine, Tannins dan
beberapa mineral lainnya yang berfungsi untuk membersihkan gigi,
memutihkan dan menyehatkan gigi dan gusi. Bahan-bahan ini sering
diekstrak sebagai bahan penyusun pasta gigi.
- Minyak aroma alami yang memiliki rasa dan bau yang segar, menjadikan
mulut menjadi harum dan menghilangkan bau tak sedap.
- Enzim yang mencegah pembentukan plaque yang menyebabkan radang
gusi. Plaque juga merupakan penyebab utama tanggalnya gigi secara
premature.
- Anti decay agent (Zat anti pembusukan), yang menurunkan jumlah bakteri di
mulut dan mencegah proses pembusukan. Selain itu siwak juga turut
merangsang produksi saliva (air liur) lebih, dimana saliva merupakan
organik mulut yang melindungi dan membersihkan mulut.
Sebuah penelitian terbaru tentang ‘Periodontal Treatment’ (Perawatan
gigi secara periodik/berkala) dengan mengambil sample terhadap 480
orang dewasa berusia 35-65 tahun di kota Makkah dan Jeddah oleh para
ilmuwan dari King Abdul Aziz University, Jeddah, menunjukkan bahwa
Periodontal treatement untuk masyarakat Makkah dan Jeddah adalah lebih
rendah daripada studi yang dilakukan terhadap negara-negara lain, hal ini
mengindikasikan bahwa penggunaan siwak berhubungan sangat erat
terhadap rendahnya kebutuhan masyarakat Makkah dan Jeddah terhadap
‘Periodontal Treatment’.
- Antibacterial acids, seperti astringents, abrasive dan detergents yang
berfungsi untuk membunuh bakteri, mencegah infeksi dan menghentikan
pendarahan pada gusi. Pada penggunaan siwak pertama kali, mungkin
terasa pedas dan sedikit membakar, karena terdapat kandungan serupa
mustard di dalamnya yang merupakan substansi antibacterial acids
tersebut.
- Kandungan kimia seperti Klorida, Pottasium, Sodium Bicarbonate, Fluoride,
Silika, Sulfur, Vitamin C, Trimethyl amine, Salvadorine, Tannins dan
beberapa mineral lainnya yang berfungsi untuk membersihkan gigi,
memutihkan dan menyehatkan gigi dan gusi. Bahan-bahan ini sering
diekstrak sebagai bahan penyusun pasta gigi.
- Minyak aroma alami yang memiliki rasa dan bau yang segar, menjadikan
mulut menjadi harum dan menghilangkan bau tak sedap.
- Enzim yang mencegah pembentukan plaque yang menyebabkan radang
gusi. Plaque juga merupakan penyebab utama tanggalnya gigi secara
premature.
- Anti decay agent (Zat anti pembusukan), yang menurunkan jumlah bakteri di
mulut dan mencegah proses pembusukan. Selain itu siwak juga turut
merangsang produksi saliva (air liur) lebih, dimana saliva merupakan
organik mulut yang melindungi dan membersihkan mulut.
Sebuah penelitian terbaru tentang ‘Periodontal Treatment’ (Perawatan
gigi secara periodik/berkala) dengan mengambil sample terhadap 480
orang dewasa berusia 35-65 tahun di kota Makkah dan Jeddah oleh para
ilmuwan dari King Abdul Aziz University, Jeddah, menunjukkan bahwa
Periodontal treatement untuk masyarakat Makkah dan Jeddah adalah lebih
rendah daripada studi yang dilakukan terhadap negara-negara lain, hal ini
mengindikasikan bahwa penggunaan siwak berhubungan sangat erat
terhadap rendahnya kebutuhan masyarakat Makkah dan Jeddah terhadap
‘Periodontal Treatment’.
Penelitian lain dengan menjadikan bubuk siwak sebagai bahan
tambahan
pada pasta gigi dibandingkan dengan penggunaan pasta gigi tanpa
campuran bubuk siwak menunjukkan bahwa prosentase hasil terbaik bagi
kebersihan gigi secara sempurna adalah pasta gigi dengan butiran-butiran
bubuk siwak, karena butiran-butioran tersebut mampu menjangkau selasela
gigi secara sempurna dan mengeluarkan sisa-sisa makanan yang
masih bersarang pada sela-sela gigi. Sehingga banyak perusahaanperusahaan
di dunia menyertakan bubuk siwak ke dalam produk pasta gigi
mereka. WHO pun turut menjadikan siwak termasuk komoditas kesehatan
yang perlu dipelihara dan dibudidayakan. (Al-Lafi dan Ababneh,1995).
pada pasta gigi dibandingkan dengan penggunaan pasta gigi tanpa
campuran bubuk siwak menunjukkan bahwa prosentase hasil terbaik bagi
kebersihan gigi secara sempurna adalah pasta gigi dengan butiran-butiran
bubuk siwak, karena butiran-butioran tersebut mampu menjangkau selasela
gigi secara sempurna dan mengeluarkan sisa-sisa makanan yang
masih bersarang pada sela-sela gigi. Sehingga banyak perusahaanperusahaan
di dunia menyertakan bubuk siwak ke dalam produk pasta gigi
mereka. WHO pun turut menjadikan siwak termasuk komoditas kesehatan
yang perlu dipelihara dan dibudidayakan. (Al-Lafi dan Ababneh,1995).
D. Waktu-Waktu Disunnahkannya Bersiwak Dalam Hadis
Bersiwak disunnahkan disetiap saat, bahkan ketika berpuasa
disepanjang harinya, dan menjadi sunnah muakadah pada waktu akan beribadah.
Adapun waktu-waktu yang disunnahkan secara muakkad untuk bersiwak diantaranya
(Al-Lafi dan Ababneh,1995).
1)
Setiap akan Berwudhu.
“Kalau bukan karena akan memberatkan umatku maka akan kuperintahkan
mereka untuk bersiwak setiap akan wudlu”. (HR. Bukhori dan Muslim)
2)
Setiap akan melakukan shalat.
“Kalau bukan karena akan memberatkan umatku maka akan
kuperintahkan mereka untuk bersiwak setiap akan sholat”. (HR. Bukhori dan
Muslim)
3)
Setiap Bangun Tidur.
“Adalah Rosululloh jika bangun dari malam dia mencuci dan
menggosok mulutnya dengan siwak”. (HR. Bukhori)
Termasuk tanda kecintaan Nabi Shallallahu ‘aihi wa sallam kepada
kebersihan dan ketidak sukaannya terhadap bau tidak enak, tatkala bangun dari
tidur malam yang panjang, yang mana saat itu di mungkinkan bau mulut sudah
berubah, maka beliau menggosok giginya dengan siwak untuk menghilangkan bau
tidak sedap, dan untuk menambah semangat setelah bangun tidur, karena termasuk
kelebihan siwak adalah menambah daya ingat dan semangat.
4)
Setiap akan Masuk
Rumah.
Telah meriwayatkan Syuraih bin Hani, beliau berkata: ”Aku bertanya
kepada ‘Aisyah: “Apa yang dilakukan pertama kali oleh Rosululloh jika dia
memasuki rumahnya?” Beliau menjawab :”Bersiwak”. (HR. Muslim)
5)
Ketika hendak membaca
Al-Qur’an.
Dari Ali ra. berkata : “Rasulullah memerintahkan kami bersiwak.
Sesungguhnya seorang hamba apabila berdiri sholat malaikat mendatanginya
kemudian berdiri dibelakangnya mendengar bacaan Al Qur’an dan ia mendekat. Maka
ia terus mendengar dan mendekat sampai ia meletakkan mulutnya diatas mulut
hamba itu, sehingga tidaklah dia membaca satu ayatpun kecuali berada
dirongganya malaikat” (HR. Baihaqy)
Betapa pentingnya siwak bagi Rasulullah saw. Sehingga, seolah-olah
diwajibkan secara syara`. Hal ini diapresiasi beliau saw dalam hadis dengan
sabdanya,
فَرَضْتُ عَلَيْهِمْ الْوُضُوْءَ
لَوْلاَ أَنْ أَشُقَّ عَلَى أُمَّتِي لَفَرَضْتُ عَلَيُهِمْ السِّوَاكَ عِنْدَ كُلِّ صَلَاةٍ كَمَا
لَوْلاَ أَنْ أَشُقَّ عَلَى أُمَّتِي لَفَرَضْتُ عَلَيُهِمْ السِّوَاكَ عِنْدَ كُلِّ صَلَاةٍ كَمَا
"Kalau saja tidak memberatkan umatku. Akan aku wajibkan atas
mereka bersiwak setiap akan shalat. Sebagimana aku wajibkan atas mereka
berwudlu [sebelum shalat]” (Hr.Ahmad).
Sedangkan, Imam Ahmad mencatat dalam Musnad-nya, Juz I, halaman
10, hadis nomor 7. Dalam Jam'us Shaghir, hadis nomor 6009, Juz XIII, halaman
631. Pada Shahih Targhib wa Tarhib, hadis nomor 209, Juz I, halaman 50.
Kunci Kalimat (Miftāhul Kalām)
Kunci Kalimat (Miftāhul Kalām)
السِّـوَاكُ مَطْـهَرَةٌ لِلْـفَمِ مَرْضَاةٌ لِلرَّبِّ
“Siwak itu menyehatkan mulut dan
merupakan kesukaan [Allah] Mahapencipta”
Bab III
Penutup
3.1 Kesimpulan
Siwak atau Miswak,
merupakan bagian dari batang, akar atau ranting tumbuhan Salvadora persica yang
kebanyakan tumbuh di daerah Timur Tengah, Asia dan Afrika. Siwak berbentuk
batang yang diambil dari akar dan ranting tanaman arak (Salvadora persica) yang
berdiameter mulai dari 0,1 cm sampai 5 cm. Pohon arak adalah pohon yang kecil
seperti belukar dengan batang yang bercabang-cabang, berdiameter lebih dari 1
kaki. Jika kulitnya dikelupas berwarna agak keputihan dan memiliki banyak
juntaian serat. Akarnya berwarna cokelat dan bagian dalamnya berwarna putih.
Aromanya seperti seledri dan rasanya agak pedas
Siwak berfungsi
mengikis dan membersihkan bagian dalam mulut. Kata siwak sendiri berasal dari
bahasa arab ‘yudlik’ yang artinya adalah memijat
(massage). Siwak lebih dari sekedar sikat gigi biasa, karena selain
memiliki serat batang yang elastis dan tidak merusak gigi walaupun di bawah
tekanan yang keras, siwak juga memiliki kandungan alami antimikrobial
dan antidecay system (sistem antipembusuk). Batang siwak yang
berdiameter kecil, memiliki kemampuan fleksibilitas yang tinggi untuk menekuk
ke daerah mulut secara tepat dan dapat mengikis plak pada gigi. Siwak juga aman
dan sehat bagi perkembangan gusi
Penelitian ilmiah
modern mengukuhkan, bahwa siwak mengandung zat yang melawan pembusukan, zat
pembersih yang membantu membunuh kuman, memutihkan gigi, melindungi gigi dari
kerapuhan, bekerja membantu merekatkan luka gusi dan pertumbuhannya secara
sehat, dan melindungi mulut serta gigi dari berbagai penyakit. Sebagaimana
telah terbukti bahwa siwak memiliki manfaat mencegah kanker.”
Daftar Pustaka
Al-lafi dan Ababneh.1995. Tanaman Herba. Jakarta : Erlangga
Al- Sirhan .M. 2002. Tanaman dalam Al-Qur’an .Jakarta :
Erlangga
Bustomi. M.R. 2005. http//.www.blogspot.com. diakses pada tanggal 6 juni 2012
Mustofa.Almaki.1995. kumpulan hadist-hadist sokhih.Kudus:
Percetakan Purnama
Rayhan.M.S.2007. Tumbuhan Siwak dalam Al-qur’an. Surabaya: pustaka
2 komentar:
siph,
tugas biologi satu udah kelar
ini klo mau hubungin penulis artikelnya kemana?
urgent nih
kontak ane ya 085758320771
Posting Komentar